Sabtu, 02 Juni 2012

TEKNIK KORELASI Phi

TEKNIK KORELASI Phi

Untuk Memenuhi Tugas Mata Statistik Pendidikan





 
LOGO UNIM







DisusunOleh

Moh Nursoim
Aida Maghfiroh



Dosen

Amiruddin S.PdI, M.Pd.I




UNIVERSITAS ISLAM MAJAPAHIT
FAKULTAS AGAMA ISLAM 
MOJOKERTO 2012




KATA PENGANTAR


Puji syukur penulis penjatkan kehadirat Alloh SWT, yang atas rahmat-Nya maka penulis dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini. Dalam Penulisan makalah ini penulis merasa masih banyak kekurangan-kekurangan baik pada teknis penulisan maupun materi, mengingat akan kemampuan yang dimiliki penulis. Untuk itu kritik dan saran dari semua pihak sangat penulis harapkan demi penyempurnaan pembuatan makalah ini.
Akhirnya penulis berharap semoga Allah memberikan imbalan yang setimpal pada mereka yang telah memberikan bantuan, dan dapat menjadikan semua bantuan ini sebagai ibadah, Amiin Yaa Robbal ‘Alamiin.





DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR i
DAFTAR ISI ii
BAB I PENDAHULUAN 1
A. LATAR BELAKANG 1
B. RUMUSAN MASALAH 1
C. TUJUAN PENULISAN MAKALAH 1
BAB II PEMBAHASAN ............................................................. 2
KONDISI SOSIAL POLITIK.......................................... 3
KARYA........................................................................... 4
BAB III POKOK PEMIKIRAN..................................................... 6
ANALISIS PEMBAHASAN 9
BAB IV PENUTUP........................................................................ 1I






BAB I
PENDAHULUAN

A.  Latar belakang masalah
       Kata korelasi berasal dari bahasa Inggris correlation yang artinya hubungan, saling hubungan, hubungan timbal balik. Dalam ilmu statistic korelasi adalah hubungan antara dua variabel atau lebih, hubungan antara dua variabel dikenal dengan istilah Bivariate correlation sedangkan hubungan antar lebih dari dua variable disebut Multivariate correlation.
       Hubungan antara dua variable misalnya hubungan atau korelasi antara prestasi studi (variable X) dan kerajinan kuliah (variable Y) maksudnnya: prestasi studi ada hubungannya dengan kerajinan kuliah. Sedangkan hubungan antar lebih dari dua variable, misalnya hubungan antara prestasi studi (variable) dengan kerajinan kuliah (variable), keaktifan mengunjungi perpustakaan (variabel ) dan keaktifan berdiskusi (variabel).
Sebagaimana yang dikemukakan oleh Borg dan Gall bukunya Educational Research, terdapat 10 macam teknik perhitungan korelasi, diantaranya teknik korelasi Phi (Phi Coefecient cerrelation) dalam pembahasan makalah ini.

B.  Rumusan masalah
Adapun Rumusan masalah dalam makalah ini adalah sebagai berikut:
  1. Bagaimana Teknik korelasi Phi (Phi Coefecient cerrelation)?

C.  Tujuan penulisan
Adapun Tujuan penulisan dalam makalah ini adalah sebagai berikut:
  1. Mengetahui Teknik korelasi Phi (Phi Coefecient cerrelation).







BAB II
TEKHNIK KORELASI PHI
(PHI COEFFECIENT CORRELATION)

  1. Pengertian
Tekhnik korelasi Phi adalah salah satu teknik analisis korelasional yang dipergunakan apabila data yang dikorelasikan adalah data yang benar-benar dikotomik (terpisah atau dipisahkan secara tajam); dengan istilah lain : variabel yang dikorelasikan itu adalah variabel diskrit murni, misalnya: Laki-laki-Perempuan, Hidup-Mati, Lulus-Tidak Lulus, dsb. Apabila variabelnya bukan merupakan variabel diskrit dan kita ingin menganalisis data tersebut dengan menggunakan teknik ini, maka variabel tersebut harus diubah lebih dulu menjadi variabel diskrit. 
 
  1. Lambang
Besar-kecil, kuat-lemah, atau tinggi-rendahnya korelasi antar dua variabel yang kita selidiki korelasinya pada Teknik Korelasi Phi ini, ditunjukkan oleh besar kecilnya angka indeks korelasi yang dilambangkan dengan huruf φ (Phi). Phi besarnya berkisar antara 0,00 sampai dengan ±1,00.

  1. Rumus

  1. Rumus Pertama :

φ =(ad-bc)a+ba+cb+d(c+d)

Rumus ini kita pergunakan apabila dalam menghitung atau mencari φ kita mendasarkan diri pada frekuensi dari masing-masing sel yang terdapat pada Tabel Kerja (Tabel Perhitungan)

2.      Rumus Kedua :
φ = αδ-βγpqp'(q')
Rumus ini kita pergunakan apabila dalam menghitung φ kita mendasarkan diri pada proporsinya.
3.      Rumus Ketiga :
φ = x2N
rumus ketiga ini kita pergunakan apabila dalam mencari kita terlebih dahulu menghitung harga Kai Kuadrat ( X2); Kai Kuadrat itu dapat diperoleh dengan rumus :
X2=(fo-ft)2ft

f= frekuensi yang diobservasi atau observed frequency, atau frekuensi yang diperoleh dalam penelitian.
ft    =  frekuensi teoretik atau theoretical frequency, atau frekuensi secara teoretik.

  1. Cara Memberikan Interpretasi Terhadap Angka Indeks Korelasi Phi (φ)

Pada dasarnya, Phi merupakan Product Moment Correlation. Rumus untuk menghitung Phi merupakan variasi dari rumus dasar Pearson yaitu :
rxy=xyx2(y2)

Berhubung dengan itu, maka Phi Coeffecient itu dapat diinterpretasikan dengan cara yang sama dengan “r” Product Moment dari Pearson.




E.     Contoh Cara Mencari (Menghitung) Angka Indeks Korelasi Phi

1.      Cara Mencari Angka Indeks Korelasi Phi dengan mendasarkan diri pada frekuensi masing-masing sel yang terdapat dalam Tabel Kerja (Tabel Perhitungan)
Misalnya dalam suatu kegiatan penelitian yang bertujuan untuk mengetahui apakah secara signifikan terdapat korelasi antara kegiatan mengikuti bimbingan tes yang dilakukan oleh para siswa lulusan SMA dan prestasi mereka dalam Tes SPMB, yang telah ditetapkan jumlah pesertanya 100 orang. Berikut adalah datanya :

Status
Prestasi
Mengikuti Bimbingan Tes
Tidak Mengikuti Bimbingan Tes
Jumlah
Lulus Tes SPMB
20
20
40
Tidak Lulus Tes SPMB
25
35
60
Jumlah
45
55
100 = N

Penerimaan calon mahasiswa baru (SPMB), dalam penelitian mana telah diterapkan sampel sejumlah 100 orang lulusan SMTA berhasil diperoleh data sebagaimana tertera pada table diatas.
Kita rumuskan terlebih dahulu Ha dan Ho nya :
Ha : ada korelasi yang signifikan antara keikutsertaan para lulusan SMTAdalam bimbingan tes dan keberhasilan mereka dalam tes SPMB
Ho : tidak ada korelasi yang signifikan antara keikutsertaan para lulusan SMTA dalam bimbingan tes dan keberhasilan mereka dalam tes SPMB

Karena Phi disini akan dihitung berlandaskan pada frekuensi selnya, maka masing-masing sel yang terdapat pada table diatas itu kita persiapkan lebih dahulu menjadi tabel perhitungan.
 Disini kita lihat: frekuensi sel a=20; b=20; c=25; dan d=35.

Rumus yang kita perguanakan adalah
φ = (ad-bc)a+ba+cb+d(c+d)

Status
Prestasi
Mengikuti Bimbingan Tes
Tidak Mengikuti Bimbingan Tes
Jumlah
Lulus Tes SPMB
20
a
20
b
40
Tidak Lulus Tes SPMB
25
c
35
d
60
Jumlah
45
55
100 = N








φ = (20 X 35 -20 X 2520+2020+2520+35(25+35)
= 700 - 5005940000 = 2002437,212 = 0,082

interprestasi; disini di anggap sebagai rxy
df = N-nr = 100-2 = 98 ( konsultasi tabel nilai “r”) dalam tabel tidak dijumpai df sebesar 98 karena itu kita pergunakan df sebesar 100.dengan df sebesar 100, di peroleh r tabel pada taraf signifikan 5% = 0,195, sedangkan pada taraf signifikan 1%= 0,254. dengan demikian yang di peroleh(yaitu: 0,082) adalah lebih kecil jika di bandingkan dengan r tabel (yaitu: 0,195 dan 0,254). dengan demikian hipotesis Nol diterima/disetujui. berarti tidak terdapat korelasi yang signifikan antara keikutsertaan siswa lulusan SMA dengan kegiatan bimbingan tes dan prestasi yang mereka. Jadi dapat di tarik sebuah kesimpulan bahwa keberhasilan para siswa lulusan SMA dalam tes SPMB itu secara signifikan tidak ada hubungannya(tidak di pengaruhi) oleh ikut tidaknya mereka dalam kegiatan Bimbingan Tes Masuk Perguruan Tinggi.

2.      Cara Mencari Angka Indeks Korelasi Phi dengan mendasarkan diri pada Nilai Proporsinya.
Status
Prestasi
Mengikuti Bimbingan Tes
Tidak Mengikuti Bimbingan Tes
Jumlah
Lulus Tes SPMB
20
α =20100=0,200
20
β =20100=0,200
40
p = 0,400
Tidak Lulus Tes SPMB
25
γ =25100=0,250
35
δ = 35100=0,350
60
q = 0,600
Jumlah
45
p’ = 0,450
55
q’ = 0,550
100 = 1,000
Rumus yang digunakan adalah : φ = αδ-βγpqp'(q')

Dengan menggunakan contoh sebelumnya, maka tabel yang diperlukan adalah :

















Diketahui : (α) = 0,200 ; (β) = 0,200 ; (γ) = 0,250 ; (δ) = 0,350
Kita masukkan dalam rumus:
φ = αδ-βγpqp'(q') 
 = 0,2000,350-0,200(0,250)0,4000,6000,450(0,550) 
 = 0,07-0,050,0594 = 0,020,244 
= 0,082

3.      Cara Mencari (Menghitung) Angka Indeks Korelasi Phi dengan memperhitungkan Kai Kuadrat
Kai Kuadrat di sini sekedar diperkenalkan sebagai suatu proses perhitungan atau pengolahan data. Jika perhitungan φ didasarkan pada harga Kai Kuadrat maka menggunakan rumus sebagai berikut : φ = x2N
Dengan menggunakan contoh awal, maka untuk memperoleh harga Phi dengan menggunakan Kai Kuadrat, Tabel dan Proses perhitungannya adalah sebagai berikut :

Status
Prestasi
Mengikuti Bimbingan Tes
Tidak Mengikuti Bimbingan Tes
Jumlah
Lulus Tes SPMB
20
20
40 = rN
Tidak Lulus Tes SPMB
25
35
60 = rN
Jumlah
45 = cN
55 = cN
100 = N

Seperti telah dikemukakan sebelumnya, maka rumus untuk mencari Kai Kuadrat adalah: X2=(fo-ft)2ft

Cara menghitungnya :
Dengan demikian, φ dapat kita peroleh dengan jalan mensubstitusikan harga Kai
Kuadrat ke dalam rumus Phi :

φ =x2N=0,6733100=0,006733 = 0,082
Sel
fo
ft=CN X rNN
(fO-ft)
(fO-ft)2
(fo - ft2)ft
1
20
45 X 40100=18
+2
4
0,2222
2
20
55 X 60100=22
-2
4
0,1818
3
25
45 X 60100=27
-2
4
1,1481
4
35
55 X 60100=22
+2
4
0,1212
Jumlah
100 = N
100 = N
0
-
0,6733 =
(fo-ft)2ft











BAB III
PENUTUP

  1. Kesimpulan

Dalam pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa, Tekhnik korelasi phi adalah salah satu teknik analisis korelasional yang dipergunakan apabila data yang dikorelasikan adalah data yang benar-benar dikotomik (terpisah atau dipisahkan secara tajam); dengan istilah lain : variabel yang dikorelasikan itu adalah variabel diskrit murni, misalnya: Laki-laki-Perempuan, Hidup-Mati, Lulus-Tidak Lulus, dsb. Apabila variabelnya bukan merupakan variabel diskrit dan kita ingin menganalisis data tersebut dengan menggunakan teknik ini, maka variabel tersebut harus diubah lebih dulu menjadi variabel diskrit.
Besar-kecil, kuat-lemah, atau tinggi-rendahnya korelasi antar dua variabel yang kita selidiki korelasinya pada Teknik Korelasi Phi ini, ditunjukkan oleh besar kecilnya angka indeks korelasi yang dilambangkan dengan huruf φ (Phi). Phi besarnya berkisar antara 0,00 sampai dengan ±1,00.















DAFTAR PUSTAKA

Sudiyono, Anas, Pengantar Statistik Pendidikan, Jakarta: Rajawali Pers, 2009.
Amudi Pasaribu, Dr., Pengantar Statistik, Medan: Imballo, 1965.
Hananto Sigit B.St., Statistik suatu pengantar, Jakarta: Ikhtiar, 1960.
Oppusunggu, Statistik, Jakarta: PT. Pradnjaparamita, 1962.



Rabu, 30 Mei 2012


POLITIK DAN PENDIDIKAN
PENDIDIKAN DAN KEKUASAAN
Dosen Pembimbing: MUHAMMAD SYARIF KHOLILI, M.PdI




Logo unim
 





Ayoo nSemuaa..Ibuukk-ibuukk, bpak-bpaakkk,,,aye mo bukak Usahaa Baru Lhoooo...Tenag sjaaa...Usaha Aye bKal bIkin Heboh MjokertO Lhoo...hmmm...usaha apaan Yachh..hehehe Penasaraan kaaannn...
diTungguin Taggal Mainnya ...Ok..(^,^)